Selasa, 04 November 2014

Belajar dari Mandela


Dunia Kehilangan 
Pada tanggal 5 Desember 2013 Nelson Mandela meninggal dunia dalam usia 95 tahun. Bukan hanya bangsa Afrika Selatan yang merasa kehilangan seorang pemimpin yang hebat, tapi seluruh dunia.  Jiwa besarnya untuk memaafkan dan mengampuni orang-orang yang telah memenjarakannya selama 27 tahun, menjadi teladan dan menumbuhkan energi yang fantastis pada warga kulit hitam Afrika Selatan untuk tidak melakukan balas dendam pada warga kulit putih yang sejak tahun 1948 menjalankan politik apartheid yang menindas warga kulit hitam. Kebesaran jiwa Nelson Mandela menutup sejarah kelam Afrika Selatan dan membuka lembaran kehidupan baru di negaranya dengan membentuk Komisi Rekonsiliasi dan Kebenaran menjadi inspirasi bagi banyak orang dan negara di dunia, termasuk Indonesia. 

Bersama dengan Frederik Willem de Klerk (presiden terakhir pemerintah kulit putih), Nelson Mandela menerima hadiah Nobel Perdamaian 1993. Setahun kemudian ia menjadi warga kulit hitam pertama yang terpilih sebagai presiden Afrika Selatan, dan FW de Klerk menjadi wakilnya. Berkat kepemimpinan Nelson Mandela, Afrika Selatan kini menjadi negara demokrasi dan termaju di benua Afrika. 
Apa yang terjadi di Afrika Selatan menginspirasi tokoh-tokoh politik dan masyarakat Indonesia. Pada tahun 1998 dimulai usaha untuk menyelesaikan pelanggaran hak-hak azasi manusia di masa Orde Baru dengan membentuk Tim Informal Rekonsiliasi Nasional. Usaha ini berkembang hingga pemerintah pun sudah membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi melalui UU No.27 tahun 2004. Sayangnya, di tahun 2007 Mahkamah Konstitusi membatalkannya.
 
Kebesaran Nelson Mandela 
Jiwa besar Nelson Mandela tercermin dari sikap, perkataan dan tindakannya :mandela2
  • Saat dibebaskan dari penjara tahun 1990, ia memaafkan dan mengampuni para sipir penjara yang memperlakukannya dengan buruk, termasuk sipir yang pernah mengencingi kepalanya. (Jika Anda membaca tulisan tentang perlakuan yang dialami Nelson Mandela selama 27 tahun dalam penjara di pulau Robben, Anda pasti setuju ia adalah orang yang mengalami perlakuan terburuk di penjara dalam sejarah)
  • Salah satu kalimatnya yang sangat menginspirasi warga kulit hitam sehingga mereka mau mengikuti Mandela mengampuni warga kulit putih adalah, "Saat saya melangkah keluar melalui pintu penjara menuju kebebasan, saya tahu jika saya tidak meninggalkan semua kemarahan, kebencian dan kepahitan di penjara ini, maka sama saja saya masih tetap dalam penjara!"
  • Ketika pengaruh warga kulit putih merosot, ia menemui FW de Klerk untuk membicarakan masa depan Afrika Selatan.
  • Setelah menjadi presiden, ia dengan rendah hati mengunjungi Betsie Verwoed, janda HF Verwoed (arsitek politik apartheid), minum teh dan makan donat bersama.
  • Membentuk Komisi Rekonsiliasi dan Kebenaran untuk menyelesaikan masa kelam Afrika Selatan.
  • Setelah menjadi presiden untuk masa satu periode, ia lengser tahun 1999 untuk memberi kesempatan kepada orang lain menjadi presiden.
Ketika menyaksikan upacara perkabungan dan pelepasan jenazahnya melalui televisi, kebesaran Nelson Mandela terpancar jelas. Dalam sejarah kematian tokoh, kali ini hadir terbanyak pimpinan negara. Warga kulit putih Afrika Selatan yang minoritas menyatu bersama warga kulit hitam yang mayoritas memberikan penghormatan kepada Bapa Bangsa mereka. Mereka semua terlihat larut dalam duka.

Pembelajaran dari Mandela

Apa yang dialami dan dilakukan oleh Nelson Mandela hingga ia menjadi tokoh dunia memang tidak mungkin kita tiru. Dalam sejarah modern, hanya ada sedikit orang saja yang memiliki kualitas seperti Nelson Mandela, antara lain Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr. dan Mother Teresa. Namun, ada satu hal yang bisa kita pelajari dan tiru dari beliau, bahkan kita semua bisa melakukannya, yaitu: membuat pilihan yang terbaik dalam setiap situasi dengan pikiran positif. Inilah yang selalu dilakukan Mandela, bahkan ketika masih di penjara sekalipunPikiran  positif membebaskan kita, sedangkan pikiran negatif melahirkan sikap dan perilaku negatif (kebencian, kemarahan, kecurigaan, permusuhan, kepahitan, sakit hati, iri hati, tamak, korup) yang memenjarakan kita. Dengan meninggalkan pikiran negatif, dengan sendirinya kita akan terdorong berpikir positif. Pikiran positif memungkinkan kita melakukan pilihan yang terbaik, mengerjakan dengan cara terbaik, memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang kita kasihi, orang-orang di sekitar kita, sesama kita, dan terlebih sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. Kehidupan bagaimana yang akan Anda jalani? Sepenuhnya  tergantung pada pilihan Anda. 

Dikutip dari:
http://www.jimmintarja.com/detail.php?id_news=131222192433

0 komentar:

Posting Komentar